Setelah kemerdekaan Indonesia, Bapak J. Ginting yang merupakan seorang
pejuang bergabung dalam Kesatuan Distrik Militer (KODIM). Pada saat itu
kehidupan begitu susah. Gaji yang diperoleh tidak mencukupi untuk membiayai
keluarga. Kemudian Bapak J. Ginting mengundurkan diri dari kesatuan tersebut
dan mencoba berwiraswasta. Pada saat itu pemerintah mengizinkan pendirian PT
sebagai pemasok barang diberbagai bidang. Hasilnya cukup lumayan tetapi itu
berlangsung lama.
Kemudian Ia beralih profesi menjadi supir taksi yang dimilikinya sendiri. Hasilnya
juga cukup lumayan tetapi tidak lama kemudian dia jatuh sakit. Sementara itu,
istrinya yang sudah mulai berdagang merasakan kesulitan ekonomi karena harus
berkeja sendiri. Selain itu Ia juga harus membiayai 6 orang anak yang masih
kecil. Sakit Bapak J. Ginting berlangsung begitu lama, banyak dokter spesialis
yang memprediksi penyakitnya bahkan ada yang menganjurkan kakinya untuk
diamputasi. Ia harus beristirahat di tempat tidur karena dikakinya ada
pembekakan dibeberapa bagian dan sangat terasa sangat sakit.
Kehidupan ekonomi semakin terpuruk. Istrinya tidak mempunyai kesempatan
berdagang lagi karena harus menjaga suaminya. Hal ini berlangsung
bertahun-tahun. Barang dagangan tak tersentuh lagi. Pengobatan terus dilakukan,
bahkan pengobatan alternatif juga dicoba
tetapi tidak membuahkan hasil. Sekitar tahun 1980 seorang dokter lulusan Jerman
bernama dokter Panusunan Siregar berhasil mengoperasi kaki Bapak J. Ginting. Ia
menjadi sembuh dan dapat beraktivitas kembali.
Ia mencoba membantu istrinya berdagang. Hasilnya juga cukup lumayan, tetapi
dia tidak merasa puas sampai disitu saja. Dia mencoba usaha lain. Seorang saudaranya
menawarkan usaha gilingan padi karena saudaranya itu tidak dapat mengelola
dengan baik sehingga bangkrut. Bapak J. Ginting setuju dan mengambil alih usaha
gilingan padi itu. Cukup lama usaha itu tidak dapat berkembang dengan baik. Hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah lahan tempat usaha masih
harus disewa, kesulitan pekerja, dan modal usaha yang kurang.
Namun semangat pejuangnya masih ada didalam hidupnya. Ia tetap berusaha
sampai ia memperoleh lahan yang cukup luas untuk tempat berusaha dan membangun
kepercayaan bank sebagai mitra usaha. Bapak J. Ginting cukup berhasil dalam
usahanya. Hingga sekarang usaha gilingan padinya tetap berjalan dengan baik
sampai ia wafat. Dan sekarang usaha
tersebut diteruskan oleh seorang anaknya dan cukup berhasil.
VIKTOR EMIL FRANKL (1905-1997)
Viktor Emil Frankl
dilahirkan dalam keluarga Yahudi pada tanggal 26 Maret 1905 di Austria dan
meninggal dunia pada tanggal 02 September 1997 di Austria. Nilai-nilai dan
kepercayaan Yahudi memiliki pengaruh yang kuat terhadap Frankl. Ini pulalah
yang membuat Frankl memiliki minat yang besar didalam persolan keagamaan,
khususnya dalam konteks makna dari hidup. Dan merupakan seorang tokoh neurology
serta psikiatri.
Viktor Emil Franklin merupakan penggagas
dari aliran logotherapy, dimana Viktor Frankl dipengaruhi oleh teori
Eksistensial. Logotherapy merupakan gabungan dari kata logos yang berarti
meaning (makna), yang berarti Logotherapy merupakan terapi yang melampaui
makna.
Landasan Filosofi dari Viktor Frankl:
- The
Freedom of Will
Yaitu kebebasan seseorang untuk bertanggung jawab. Menurut Frankl meskipun kondisi luar mempengaruhi kehidupan, namun individu bebas memilih reaksi dalam menghadapi, merespon, dan manangani kondisi-kondisi tersebut. Manusia harus menghargai kemampuannya dalam mengambil sikap untuk mencapai kondisi yang diinginkannya. Manusia tidak sepenuhnya ditentukan oleh lingkungannya, namun dirinyalah yang lebih menentukan apa yang akan dilakukan terhadap berbagai kondisi itu.
- The
Will to Meaning
Motivasi dasar manusia yang tertuju kepada hal-hal dasar di luar diri
individu itu sendiri sehingga The Will to Meaning ini tidak bersifat
self-centered (terpusat kepada diri sendiri).
- The
Meaning of Life
·
Dapat ditemukan
didalam kehidupan manusia, dan merupakan suatu yang unik, personal, dan juga
spesifik.
·
The Meaning of
Life tidak dapat kita terima dari orang lain ataupun diberikan oleh orang lain,
sebab kita harus dapat menemukannya dengan diri sendiri kita.
Sumber Makna Hidup menurut Viktor Frankl:
- Creative
Values
Makna hidup seseoang hendaknya berasal dari berkarya, bekerja, menciptakan,
dan melaksanakannya karena seorang individu memang mencintai apa yang
dikerjakannya.
- Experiental
Values
Bagaimana seorang individu meyakini dan memahami kebenaran yang ada,
nilai-nilai keyakinan, keindahan, cinta kasih, serta keimanannya.
- Attitudinal
Values
Bagaimana seorang individu dapat mengambil sikap dan langkah yang tepat dan
pasti terhadap suatu peristiwa buruk yang menimpanya dan tidak dapat
dihindarinya.
ANALISIS KASUS BERDASARKAN TEORI VIKTOR
FRANKL
The Freedom of Will
Pada
saat setelah kemerdekaan keadaan ekonomi negara sedang tidak menentu. Sehingga hal
itu membuat penghasilan anggota militer sangat rendah. Dengan penghasilan yang
sedikit tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan 6 orang anaknya. Hal
itu membuat Kakek saya keluar dari militer dan mencoba pekerjaan lain.
Selain
itu, dia juga sempat mengalami sakit. Dan hal itu membuat keadaan ekonomi
menjadi terpuruk lagi. Sehingga pada saat dia sembuh dari penyakitnya, dia
mencoba usaha yang lain untuk dikerjakan yakni usaha gilingan padi.
The Will to be Meaning
keinginannya
untuk memberi makna akan kehidupannya sebagai seorang lelaki, sebagai seorang
suami dan seorang ayah.
Sebagai
laki-laki dia harus menunjukkan ia seorang yang mempunya kemampuan dan kekuatan
untuk mencukupi kebutuhannya dan melindungi ornag yang dicintainya.
Sebagai
suami ia harus dapat menafkahi dan mencukupkan kebutuhan istrinya.
Sebagai
seorang ayah tidak cukup hanya memenuhi kebutuhan snadang pangan tetapi
pendidikan juga dan masa depan juga prioritas. Terbukti dengan sekarang 4 diantara
anaknya menjadi sarajana dan 2 lagi menjadi pengusaha.
The meaning of life
Ia
merasakan dapat melakukan tanggung jawabnya sebagai seorang lelaki, sebagai
seorang suami, dan serorang ayah waluapun ada pasang surut dalam melakukannya. Namun
semangatnya sebagai pasang lelaki, seorang suami, dan seorang ayah tidak pernah
padam.
Sumber
makna hidup menurutViktor Frankl :
1. Creative
Values
Sebagai seorang bekas
pejuang dia pantang menyerah sekalipun banyak tantangan hidup. Hal itu membuat
dia mencintai setiap pekerjaan demi memnuhi kebutuhan hidupnya, istri dan
anak-anaknya. Karena prinsip hidupnya adalah selama hidup harus tetap berjuang
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dari apa yang ada sekarang.
2. Experiental Values
Kareana rasa cinta dan
sayangnya kepada keluarga Ia tidak pernah berhenti berusaha. Sebagai makhluk
Tuhan Ia percaya segala sesuatu yang dilakukan tidak menyalahi aturan Tuhan
maka akan diberkati Tuhan.
3. Attitudinal Values
Hidup itu harus
berlangsung, perjuangan harus tetap dialkukan untuk mencapai hasil yang
maksimal. Sehingga untuk mendapat kehidupan yang lebih baik harus berusaha
sebaik mungkin.
DAFTAR
PUSTAKA