Malcolm Knowles
Malcolm Knowles menyatakan bahwa apa yang kita ketahui tentang belajar selama ini
adalah merupakan kesimpulan dari berbagai kajian terhadap perilaku kanak-kanak
dan binatang percobaan tertentu. Pada umumnya memang, apa yang kita ketahui
kemudian tentang mengajar juga merupakan hasil kesimpulan dari pengalaman
mengajar terhadap anak-anak. Sebagian besar teori belajar-mengajar, didasarkan
pada perumusan konsep pendidikan sebagai suatu proses pengalihan kebudayaan.
Atas dasar teori-teori dan asumsi itulah kemudian tercetus istilah
"pedagogi" yang akar-akarnya berasal dari bahasa Yunani, paid berarti
kanak-kanak dan agogos berarti memimpin. Kemudian Pedagogi mengandung arti
memimpin anak-anak atau perdefinisi diartikan secara khusus sebagai "suatu
ilmu dan seni mengajar kanak-kanak".
Istilah
andragogi diambil dari bahasa Yunani. andr dan agogo. Andr
artinya dewasa dan agogo berarti membimbing atau mengamong. Jadi,
andragogi adalah kegiatan membimbing atau mengamong orang dewasa. Sejak tahun
tujuh puluhan, andragogi diberi arti sebagai ilmu dan seni untuk membantu orang
dewasa belajar (andragogy is the science and arts of helping adults learn). Menurut
Knowles (1977), pendekatan pembelajaran ini dianggap sebagai lawan pedagogi
(andragogy versus pedagogy).
APA
YANG MEMBEDAKAN PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI?
- Pada pedagogi
pembelajar disebut “siswa” atau “anak didik” , sedangkan pada andragogi
pembelajar itu disebut “peserta didik” atau “warga belajar”
- Pada pedagogi
metode pelatihannya pasif seperti metode ceramah, sedangkan andragogi
menggunakan pelatihan aktif.
- Pada pedagogi
belajarnya berpusat pada isi atau pengetahuan teoritis, sedangkan
andragogi belajar terpusat pada kehidupan nyata.
- Pada pedagogi
tujuan belajar sudah ditentukan sebelumnya, sedangkan kalau andragogi
tujuannya flexibel.
- Gaya belajar pada
pedagogi bersifat dependen, sedangkan andragogi bersifat independen.
- Pada pedagogi guru lah yang berperan untuk mengontrol waktu dan kecepatan sedangkan andragogi pembelajaran mempengaruhi waktu dan kecepatan.
Nah,
berdasarkan apa yang membedakan antara pedagogi dan andragogi saya mau
memberikan contoh berdasarkan pengalaman pribadi saya mengenai dua hal
tersebut.
Dulu,
waktu saya masih duduk di sekolah dasar semua proses masih dan harus bergantung
pada guru. Semua proses pembelajaran tergantug pada guru, bagaimana suasana dan
arah pembelajaran pun tergantung pada bagaimana guru mengajar. Pada saat masih
disekolah dasar, semua pembelajar disekolah dipanggil dengan murid. Murid-murid
dalam proses pembelajaran tidak dapat secara aktif turut serta dalam proses
pembelajaran. Itu karena pada saat masih seperti itu pembelajaran cendrung
lambat, karena adanya batasan untuk keikutsertaan murid aktif dalam kelas. Semua
yang kami lakukan disekolah semua masih tergantung pada guru. Misalnya dalam
membuat kerajinan tangan. Kami para murid masih menunggu guru untuk memberi
tahu bahan apa saja yang dibutuhkan, bagaimana cara pengerjaannya, kemampuan
dalam menghadapi kesulitan yang ditemui dalam melakukan kerajinan tangan pun
kurang. Hal itu karena kurangnya penglaman dari para murid dan pada saat ini
pengalaman daripada murid pun bernilai sangat kecil. Untuk melakukan kegiatan
itu pun terkadang masih menunggu perintah guru tanpa adanya inisiatif dari
dalam diri untuk melakukan.
Berbeda
dengan andragogi. Saat ini saya sedang menjalani proses pembelajaran yang
andragogi. Proses pembelajarannya pun lebih flexibel tanpa harus bergantung
dari pendidik. Pada pembelajaran andragogi, peserta didik tidak lagi dipanggil
murid melainkan dipanggil peserta didik. Karena proses pembelajaran yang
flexibel, peserta didik dituntut untuk lebih aktif dalam mencari informasi
mengenai pelajaran apa yang akan dia bahas di kelas. Belajarnya pun terpusat
pada masalah yang ada, oleh sebab itu pengalaman dalam kehidupannya sehari-hari
sangat berguna dalam proses pembelajarannya. Misalnya seperti biasanya sebelum
saya masuk kelas Psikologi Pendidikan, saya akan mencari tahu materi apa yang
akan dibahas. Nah, pada saat ini saya berencana untuk dapat bisa membagi apa
saya yang ketahui dan dapat berdiskusi dengan teman mengenai materi apa yang
sedang kami bahas itu. Sehingga berdasarkan penglaman dan pengetahuan yang kami
miliki masing-masing pengetahuan kami dapat bertambah. Oleh sebab itu, pada
pembelajaran ini pendidik tidak terlalu aktif dalam memberikan informasi,
melainkan peserta didi lah yang aktif mencari dan mendapatkan informasi yang
dia butuhkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar